Friday, December 18, 2015

Saturday, December 12, 2015

TOEFL ITP di Palembang

Sempat bingung mencari dimana lokasi test TOEFL ITP diadakan di Palembang, akhirnya saya putuskan untuk mencari tahu sendiri dengan mendatangi lembaga bahasa di beberapa universitas. Saya mendatangi 3 kampus di Palembang yakni Bina Darma, Unsri, dan UMP (Muhammadiyah), karena hanya informasi itu yang saya dapat dari hasil browsing di internet.

Sebagai catatan, tes SULIET (Unsri), TEA (UMP), dan singkatan-singkatan unik lainnya di berbagai lembaga bahasa, hanya  merupakan test prediksi saja, dan sertifikatnya tentu tidak sama dengan TOEFL ITP sesungguhnya yang diterbitkan oleh ECS. Namun demikian, test prediksi sangat membantu dalam mempersiapkan mental untuk menghadapi test yang sesungguhnya. At least kalo tidak lulus, duit yang hilang tidak begitu besar :p

Pertama-tama saya mendatangi kampus Bina Darma. Setelah mencari tahu, ternyata lokasi lembaga bahasa Inggrisnya berada Kampus B, gedung lama di sebelah kiri gedung kampus baru. Ruang lembaga bahasanya berada di lantai 3 di samping kiri arah belakang tangga. Setelah berbicara dengan staff disana, ternyata ELC Bina Darma betul menyelenggarakan TOEFL ITP, namun saya sedikit terlambat karena testnya baru saja dilaksanakan 3 hari yang lalu!.

Karena jadwal test selanjutnya ada di bulan Januari 2016 nanti, dan saya membutuhkan sertifikatnya setidaknya minggu ke-3 di bulan Januari, maka sayapun melanjutkan pencarian ke lokasi berikutnya. O ya, informasi yang saya dapat disini yakni ELC Bina Darma menerapkan quota jumlah peserta, dan sertifikat TOEFL ITP-nya diterbitkan oleh  ECS Jakarta setidaknya 1 minggu setelah ujian berlangsung. Jadi, buat teman-teman yang diburu waktu agar bisa lebih mempersiapkan diri sedini mungkin.



Ini bukan Kampus B, tapi di sebelah kirinya


Selanjutnya saya pergi ke lembaga bahasa di Unsri Bukit (Extension). Gedungnya terletak di dekat gedung Magister Manajemen Unsri (kalau tidak salah), jadi kalau kita lewat jalan di samping gedung MM Unsri, nanti belok ke kanan. Kalau terlanjur turun lewat jalan di area bawah dekat Poltek, nanti belok kanan ke arah jalan yang menanjak tepat di hadapan gedung Poltek. Naik terus sampai ujung, letak gedung lembaga bahasa di sebelah kiri.

Setelah menemui staff di ruang lembaga bahasa di lantai 2 (persis di sebelah kanan tangga), hasilnya juga mengecewakan. Tidak ada jadwal TOEFL ITP untuk bulan ini (Desember 2015). Penyelenggaraannya pun menunggu kuota 10 atau 20 orang (saya lupa). Ketika ditanya sudah berapa orang yang mendaftar? Mbak  staff menjawab baru satu orang... duh!. Padahal besar harapan saya disini. Namun Mbak tersebut bilang coba ke Bina Darma atau UMP saja barangkali ada jadwal. O iya, baru ingat pernah browsing UMP menyelenggarakan TOEFL ITP juga.

Akhirnya saya pergi ke UMP. Setelah bertanya dengan Satpam, dan beberapa orang, letak lembaga bahasanya yakni di gedung FKIP. Kalau dari arah gerbang lurus aja terus sampai ujung, letak gedungnya di sebelah kiri. Setelah masuk gedung, lurus aja sampai di ujung ada tangga, terus naik ke lantai 2. Letak ruang lembaga bahasa-nya dekat dengan tangga tersebut. Lihat tulisan nama ruangan yang ditempel di pintunya, biar tidak salah masuk :D

Setelah berbicara dengan Mbak-Mbak disana, Alhamdulillah ternyata ada jadwal tanggal 9 Januari 2016 nanti... finally! Segera saya mendaftar dengan menulis data diri di buku pendaftaran. Pembayarannya nanti dilakukan melalui transfer/ setor ke rekening UMP, dan beberapa hari sebelum test si Mbak akan menghubungi untuk mengonfirmasi hal tersebut. Setelah selesai, saya pun pamit dan berjanji akan kesana lagi untuk mengonfirmasi pembayaran pendaftaran test. Informasi layanan lembaga bahasa UMP bisa dilihat pada gambar di bawah ini.


Layanan LB UMP


O ya, kata si Mbak di UMP sertifikatnya keluar setidaknya 10 hari setelah ujian, jadi sekitar tanggal 19 Januari 2016. Alhamdulillah masih memungkinkan untuk saya karena saya butuh paling lambat tanggal 23 Januari. Mudah-mudahan testnya nanti berjalan lancar dan saya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan,aamiin :)




PS: akan di-update setelah mengikuti test

Wednesday, December 9, 2015

SOHO (Small Office Home Office)

       Disela-sela kesibukan proyek pemerintahan di akhir tahun, saya diminta tolong oleh Om/ Paman untuk mendesain kantor di halaman belakang rumahnya. Serta merta saya teringat istilah yang sering dilontarkan teman saya jaman kuliah yakni 'SOHO' atau "Small Office Home Office", yang ideal sekali untuk melakoni pekerjaan self employed seperti arsitek misal. Saya sendiri freelancer dibidang arsitektur, sampai saat ini belum punya kantor sendiri dan masih bekerja di kamar tidur (malah curhat).

       Sisa lahan di belakang rumahnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 30 m2 saja. Kantor dibuat untuk keperluan usahanya yang bergerak dibidang jasa kontraktor supplier (kalau tidak salah), dengan staff karyawan beberapa orang saja dan mereka sepertinya cenderung mobile. Jadi saya rasa luasan lahan yang ada dirasa sudah cukup untuk memenuhi kegiatan kantor ini. Konsepnya sederhana saja, memanfaatkan sisa lahan dengan semaksimal mungkin sekaligus dapat mewadahi fungsi-fungsi sebagai berikut:

  1. R. Kerja Staff
  2. R. Pimpinan
  3. R. Istirahat
  4. Kamar Mandi

Halaman belakang dilihat dari arah depan
Tembok pembatas sebelah kiri dan belakang lahan
Area yang bersinggungan dengan bangunan lama, yang ternyata dapur
View dari halaman belakang ke arah depan


       Saya sendiri menganjurkan untuk tidak menghabiskan lahan atau menyisakan ruang agar bangunan yang lama dan yang baru mendapatkan akses untuk pencahayaan dan penghawaan alami. Bila perlu bangunan bisa dibuat menjadi bertingkat agar luas lantai dasarnya tidak terlalu memakan banyak tempat. Namun karena pertimbangan ekonomis, dll, akhirnya diputuskan untuk menggunakan seluruh luasan lahan yang ada.

       Sempat bingung menganalisa foto eksisting karena tidak bisa melihat secara langsung (btw ini lokasinya di Serang, Banten. Saya sendiri di Palembang). Pagar disebelah kiri dan belakang itu berbatasan dengan apa? Apakah bisa dibuat untuk bukaan sebagai akses pencahayaan dan penghawaan alami? Setelah ditanyakan lebih lanjut, ternyata hal tersebut dimungkinkan... syukurlah.


Bagian sebelah belakang pagar rumah yang masih menyisakan ruang untuk bukaan bangunan. Btw mangganya gede juga tuh...

Sebelah kiri pagar berbatasan langsung dengan jalan kompleks perumahan


       Sebetulnya saya sendiri kurang setuju dinding pagar sebelah kiri ini menjadi dinding bangunan baru nantinya. Sudah menjadi peraturan bahwa antara bangunan dan jalan terdapat GSB atau Garis Sempadan Bangunan. Namun karena peraturan di Indonesia jarang ditaati, dan pihak ownernya keukeuh dengan pendiriannya... ya sudahlah, resiko ditanggung sendiri. Karena ini jalan kompleks, mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang mengakibatkan bangunan baru ini digusur, seperti perluasan jalan, saluran air, dsb.

       Di dinding pagar sebelah kiri ini saya sendiri bermaksud hanya menampilkan bukaan/ jendela dengan level ketinggian diatas kepala manusia, agar privacy pegawai dapat terpenuhi sekaligus tetap mendapat cahaya alami. Namun pihak owner menginginkan agar tampilan kantor ini terlihat 'catchy' dari luar. Akhirnya saya tambahkan jendela pasif yang besar sebagai aksen bangunan baru ini.



Denah


Tampak Depan
Tampak Samping Kiri


        Warna eksterior kantor ini mengikuti warna cat bangunan lama. Untuk bagian interior menggunakan warna dengan tema yang cenderung monokrom, yakni putih, dan abu-abu untuk menyatukan warna-warna yang sudah ada pada material seperti warna silver pada rangka atap dan penutup atap. Begitu pula dengan pemilihan warna furniturenya, disesuaikan dengan tema tersebut, tentunya disertai dengan warna lain yang cukup dominan (seperti warna merah bata pada loster, cokelat texture kayu pada daun pintu, dan parquete pada lantai) agar ruang tidak terasa monoton dan membosankan.





       Jika ditanya, apakah material metal pada atap yang digunakan dapat menyebabkan panas pada ruangan? jawabannya: iya. Namun hal ini dapat diminalisir dengan membuat bukaan/ ventilasi yang banyak, salah satunya dengan memanfaatkan celah diatas diantara dag kanopi bangunan lama, jadi atap tidak ditutup penuh pada area ini, sehingga udara dapat mengalir keluar masuk, dan tetap terlindung terhadap tampias air hujan.



       Solusi lain bisa dengan menanam pohon yang daunnya cukup rimbun di bagian depan kantor, agar bayangan yang dihasilkan dapat meneduhkan permukaan atap yang membantu mengurangi suhu panas dalam ruangan, sekaligus bisa menjadi orientasi view dari dalam ruangan ke arah luar. 

       Ini adalah tulisan pertama saya mengenai arsitektur di blog ini, kedepan ingin sekali menulis hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur secara konsisten, mudah-mudahan terwujud. Akhir kata, semoga dapat memberi inspirasi :)